Mendung,dengan
gelegar guruh diatas sana. Dingin. Aku jadi ingat waktu kecil, pernah mandi
disumur tanpa atap,cuacanya juga seperti ini...Disaat ibu mengguyurkan air dari
gayung ke kepala ku,otomatis aku memejamkan mata...sangat dingiiiiiin dan takut
disaat ku membuka mata gak ada seorangpun......Yah semenjak itu kalau
keramas,aku gak pernah pejamkan mata, karena takut teringat rasa dingin waktu
kecil itu..
Dan akhirnya hujanpun turun membasahi bumi....
Entah kenapa disaat hujan turun dan disaat itu aku sendirian,,rasanya dinginnya raga ini sampai ke hati dan semakin membuat dingin angin dingin yang membawa hujan.
Tapi tidak hari ini,,hari ini hujan,tapi gak
dingin seperti biasanya,karena hari ini aku dirumah bersama ibu,ayah dan
saudara,serta secangkir kopi hangat....hmm. Gak ada yang lebih hangat selain
berada di dekat keluarga....
Atau dinginnya angin
hujan sirna disaat hujan membasahi tubuh yang tertawa kegirangan bermandikan
hujan karena menyirnakan kekeringan ,,tertawa kegirangan bermandikan hujan karena
keasyikan main bola dilapangan yang penuh dengan air, sehingga bola meluncur
dengan cepat dan mereka tergelincir sampai menyentuh tanah,berlumpur-lumpur. Dan
terkadang sepatu yang dipakai pun terbang keudara saat menendang bola karena
air membuat licin sepatunya. Atau kegirangan anak-anak yang melihat air
disekililing rumahnya setelah hujan membuat sungai didekat rumahnya
meluap,sehingga mereka bisa berenang karena hanya sekali setahun seperti
ini....he..he...begitulah perasaan mereka. Tidak mengerti kalau orang tuanya
sudah kelimpungan kesana kemari dan mempersiapkan tenaga ekstra setelah air
surut karena harus mencuci seluruh rumah dan perabot-perabotnya...
Hujan. Sesekali memandangmu
dari dekat,,disaat engkau turun,,berjuta-juta tetes air jatuh, bening, bersih
dan membuatku tergerak untuk menyentuhmu, menampungmu dan mengusapkan
kewajahku. Dan terkadang sengaja berdiri dibawahmu, menengadahkan
wajahku,sehingga tetes-tetes airmu langsung menyentuh mukaku....Dinginnya angin
tak terasa lagi, karena yang terasa waktu itu adalah kesejukan,,kesejukan air
yang bersih dan jernih...
Jalan raya
melepaskan kabut-kabut polusinya, sirna dan udara yang dihirup melapangkan dada
seseorang yang berjalan disana. Daun-daunpun berkilauan diterpa matahari
seperti mutiara,setelah sebelumnya engkau sang hujan menyentuhnya dengan
sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar..